Film Horor Pernikahan Arwah Akan Tayang di 8 Negara

Zulfa Maharani.-foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Film horor Pernikahan Arwah (The Butterfly House) menghadirkan sesuatu yang berbeda ke dunia perfilman Tanah Air. Jika film horor biasanya diambil dari budaya dari Tanah Jawa, film ini justru diangkat dari budaya etnis Tionghoa.

Menariknya, film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) yang akan tayang di bioskop Tanah Air mulai 27 Februari 2025 mendatang. Tidak hanya tayang di Indonesia, film ini juga akan tayang di 7 negara lain di luar negeri.

"Film ini akan tayang di 7 negara Asia lainnya yaitu Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina, Laos, Brunei Darussalam, dan Myanmar," kata Patricia Gunadi selaku Direktur Utama Entelekey Media Indonesia dalam keterangannya.

Tak hanya akan tayang di 8 Negara, film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) juga diusahakan  tayang di negara-negara lain untuk tujuan memperluas market dan memperkenalkan budaya Tionghoa ke masyarakat .

Baca Juga: Wahai Honorer, Perhatikan SE BKN agar Penerbitan NIP PPPK 2024 Mulus

Baru-baru ini, poster dari film Pernikahan Arwah dirilis dengan menampilkan para pemaran utamanya. Mereka adalah Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, Brigitta Cynthia, Puty Sjahrul, Amagerald, Alam Setiawan, Verdi Solaiman, dan Bonita.

Poster sejumlah karakter tersebut didesain dengan nuansa yang memadukan unsur budaya Tionghoa Peranakan dan elemen periodik yang merefleksikan tema yang diusung dalam film.

Film ini memusatkan cerita pada tradisi pernikahan arwah dalam budaya Tionghoa. Dalam tradisi Tionghoa, pernikahan arwah disebut 'Minghun', dimana mempelai dari prosesi pernikahan adalah orang yang sudah meninggal, atau orang yang sudah meninggal kemudian menikah dengan orang yang masih hidup.

"Film ini mengkombinasikan tradisi budaya dengan elemen horor yang sarat akan emosi,” kata Paul Agusta selaku sutradara.

Ia pun berharap cerita dari film  ini tidak hanya menyajikan pengalaman menonton yang menarik. Tapi juga menggugah rasa ingin tahu terhadap aspek-aspek budaya Tionghoa yang jarang diangkat. 

Zulfa Maharani,bintang utama film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) mengatakan bahwa karakter Tasya yang diperankannya cukup menantang dan menggugah emosi. Sebab, dia merasa menghadapi teror secara fisik dan juga batin.

"Terutama dalam menghadapi sesuatu yang tak terlihat namun sangat terasa. Saya harap penonton bisa merasakan ketegangan dan kompleksitas emosi yang Tasya alami,” katanya. (jp)

Tag
Share