Program Makan Bergizi Gratis Dimulai: Siswa Keluhkan Uang Jajan Dipotong oleh Ortu dan Rasa Makanan

Sejumlah siswa saat pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBM) di SDN Lengkong Wetan 01, Tangerang Selatan, Banten, Senin (06/01/2025).-Foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah sebagai langkah mendukung pemenuhan gizi anak menuai beragam tanggapan.

Salah satunya datang dari A, siswi SMPN 61 Jakarta Barat yang mengaku uang jajannya dipotong akibat program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini.
 
Sebelumnya, A menerima uang jajan Rp20 ribu per hari dari orang tuanya. Namun, setelah program MBG diberlakukan, uang jajannya berkurang Rp 5 ribu. Orang tua A beranggapan bahwa kebutuhan makan siang anaknya sudah terpenuhi lewat program tersebut.
 
"Iya, uang jajan saya berkurang dari Rp 20 ribu jadi Rp 15 ribu," ujar A saat ditemui JawaPos.com, Senin (6/1).
 
Selain masalah uang jajan, A juga mengeluhkan rasa makanan dari program MBG yang kurang sesuai dengan seleranya. Akibatnya, makanan yang disajikan kerap tak habis dimakan.
 
"Enak sih, tapi kadang nggak habis. Kekenyangan," ungkapnya.
 
Namun, kekenyangan yang dirasakan A bukan karena kenyang makan, melainkan karena terlalu banyak minum air putih agar makanannya bisa ditelan. Ia mengaku harus mendorong makanan dimulutnya dengan meminum banyak air putih.
 
"(Kekenyangan karena) minum air putih terus. Setiap makan minum air putih supaya bisa ditelan," tambahnya.
 
Diketahui, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar di Jakarta mulai digelar hari ini Senin (6/1). Sebanyak 12.054 siswa di berbagai jenjang pendidikan di Jakarta, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK negeri dan swasta, termasuk madrasah, mendapatkan program unggulan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka itu.
 
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Teguh Setyabudi pun meninjau pelaksanaan MBG di dua sekolah. Sebanyak 558 paket MBG dibagikan di SD-SMP Barunawati dan 655 paket MBG diberikan kepada siswa SMPN 61, Palmerah, Jakarta Barat. Peninjauan dilakukan Pj Gubernur Teguh bersama Wakil Menteri Sosial RI Agus Jabo Priyono.
 
Untuk mendukung pelaksanaan MBG, empat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah beroperasi di Jakarta. Lokasi SPPG  diharapkan tidak terlalu jauh dari sekolah agar pendistribusian lancar dan menjaga kualitas makanan.
 
"Diharapkan pada Januari 2025 ini nanti akan ada tambahan 13 SPPG lagi. Sehingga nanti sudah bisa beroperasi 17 SPPG, dari rencana tahun 2025 sebanyak 153 SPPG. Kami harapkan lokasinya tidak jauh dari sekolah, atau tidak lebih dari lima kilometer," ujar Pj. Gubernur Teguh.
 
Ia menambahkan, menu makanan pada hari pertama pendistribusian MBG tergolong variatif. Program ini tidak hanya memberikan makanan, tetapi juga memperhatikan kualitas dan keberagaman menu, serta dilakukan sosialisasi budaya ’Habiskan Porsi Makanmu’.
 
"Kita lihat tadi anak-anak sangat senang. Lauknya ada nasi, tumis kacang panjang, ayam, tahu goreng, dan jeruk. Seminggu ini menunya akan selalu berganti," ucapnya. (jp)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan