Mayasari Tempe
Catatan Dahlan Iskan Mayasari Tempe-foto :disway.id-
Boleh dikata Maya adalah perintis perubahan selera makan di kampung itu. Dari makanan Amerika ke Indonesia. Sukses. Mie gorengnyi sangat disukai. Juga rendangnyi. Pun nasi goreng.
Dari mana dapat mie? Bikin sendiri?
Tidak. Mie goreng itu sebenarnya Indomie. Lalu diberi topping tempe goreng.
Dari mana dapat kelapa untuk santan buat rendang?
"Inilah problem kita...."
"Nggak usah dilanjutkan. Saya sudah tahu,” kata saya. "Dari Thailand kan?"
Nama resto itu: Mayasari.
Menu andalan lainnya adalah tempe. Sekitar 30 menu masakan Indonesia ditawarkan di resto Mayasari.
Juru masaknya tiga orang. Anak muda semua. Bule semua. Indiana memang negara bagian yang kulit putihnya dominan sekali.
Mayalah yang mengajari tiga anak muda itu masak menu Indonesia. Bisa. "Kan bumbu rendangnya sudah saya buatkan," kata Maya.
Tempe adalah kesukaan Maya. Sejak masih di Bogor. "Tempe Bogor," katanyi, "adalah tempe terenak di Indonesia".
Itu karena air Bogor sangat cocok untuk membuat tempe.
Setelah menu tempenyi digemari, Maya terpikir untuk memproduksi tempe sendiri. Sang suami mendukung ide itu. Didirikanlah pabrik tempe.
Sang suami yang bertugas membuat alat yang bisa menghasilkan air sama baiknya dengan air di Bogor.
Mudah. Bagi sang suami. Air dari kran dimasukkan proses penyaringan secara khusus. Pakai membran. Dihasilkanlah air dengan pH di bawah lima.