Khutbah Jumat: Kemuliaan dan Keagungan Ibadah Sosial dalam Islam

Relawan Muslim di Dnipro city Ukraina berbagi makanan keluarga miskin.-Foto: net-

RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Ibadah ritual kita amalkan, ibadah yang bersifat sosial juga kita jalankan, begitulah keagungan ibadah dalam Islam, inilah petikan khutbah Jumat kali ini

BERBUAT baik, peduli, dan ringan tangan dalam membantu sesama termasuk ibadah sosial yang sarat pahala dari Allah SWT. Di bawah ini naskah lengkap Khutbah Jumat kali ini.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Berbuat baik, peduli, dan ringan tangan dalam membantu sesama termasuk ibadah sosial yang sarat pahala dari Allah SWT. Islam sebagai agama yang kita yakini kebenarannya dan satu-satunya agama yang diridai Allah SWT, tidak hanya mengurus hal-hal yang bersifat ritual perorangan.

Baca Juga: Kebiasaan Begadang bisa Sebabkan Kemungkinan Kematian Dini

Seperti wudu, shalat, puasa, haji, dan sebagainya. Islam adalah yang agama syamil (komprehensif), mencakup banyak aspek. Termasuk urusan yang bersifat sosial kemasyarakatan.

Tidak heran, jika kita dianjurkan untuk melaksanakan ritual dengan sebaik-baiknya dan di saat yang sama kita juga berbuat kepada orang lain.

Jangan memisahkan kebaikan ibadah kepada Allah SWT dengan kebaikan kepada saudara-saudara kita sesama muslim. Atau jangan sampai kita berbuat baik kepada sesama hamba Allah, namun kita abai dalam melaksanakan dan memenuhi hak-hak Allah SWT.

Keduanya harus kita jalankan dengan sebaik-baiknya. Ibadah ritual kita amalkan, ibadah yang bersifat sosial juga kita jalankan. Insya Allah, jika keduanya berjalan dengan istiqamah, kita mendapatkan kebaikan yang melimpah dalam kehidupan.

Allah SWT menegaskan bahwa perbuatan baik mendatangkan keberuntungan, baik di dunia mau pun di akhirat.

وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Dan berbuatlah kebaikan, agar kalian beruntung.” (QS. al-Hajj : 77)

Beberapa waktu lalu, di sebuah kota, ada seorang hamba Allah yang punya kepedulian tinggi kepada sesama, dipanggil oleh Allah SWT. Masyarakat yang mengenal sosok al-Marhum merasa sangat kehilangan.

Banyak dari orang-orang yang mengenalnya, terkenang akan kebaikannya. Selama menjadi seorang pemimpin sebuah Ormas yang fokus dalam masalah sosial dan pendidikan, al-Marhum hampir tidak pernah absen dalam membantu orang yang sedang kesusahan.

Jika ada yang sakit, ia membantu proses pengobatannya. Jika ada yang meninggal dunia, ia ikut menyiapkan proses perawatan jenazah. Kain kafan, perlengkapan mandi jenazah, ambulance, sampai lahan pemakamannya, semuanya ia kondisikan.

Padahal, dalam membantu itu, ia sebenarnya dalam keadaan sakit, kondisi tubuh yang tidak sehat. Namun ia hiraukan. Ia tetap istiqamah membantu sesama tanpa mengeluh.

Kaum Muslimin Hafidzakumullah

Sosok seperti ini, sudah pernah hadir di altar kehidupan dunia. Salah satunya Sayidina Umar bin Khattab RA, sebagaimana ditulis dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayah karya Imam Ibnu Katsir.

Dikisahkan oleh Sayidina Thalhah bin Ubaidillah RA yang berkata, “Di tengah malam gelap gulita aku melihat Umar pergi keluar, lalu masuk ke sebuah rumah.

“Pada pagi harinya, diam-diam aku mendatangi rumah itu. Ternyata, di dalam ada seorang nenek tuna netra sedang duduk. Aku bertanya kepadanya, ‘Apa gerangan yang dilakukan lelaki yang mendatangi tadi malam?’

“Nenek ini menjawab, ‘Sebenarnya ia rutin mengunjungiku dalam waktu tertentu. la datang untuk memenuhi segala kebutuhanku dan pulang membawa segenap deritaku.’ Aku berkata dalam hati, ‘Celaka kau, Thalhah! Apakah kau mengorek-orek aib Umar.’

Rasulullah ﷺ pernah menyebut keutamaan dalam memenuhi kebutuhan kaum muslimin yang dekat atau yang jauh. Yang pertama, seseorang yang gemar memberi manfaat kepada sesamanya masuk ke dalam golongan hamba yang dicintai oleh Allah. Rasulullah ﷺ bersabda :

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعَهُمْ لِلنَّاسِ

“Manusia yang paling disukai oleh Allah adalah manusia yang paling bermanfaat kepada sesamanya.”

Kedua, menggembirakan seorang muslim, mengatasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh seseorang, melunasi utangnya, menghilangkan rasa laparnya, semuanya itu termasuk dalam amal perbuatan yang paling dicintai Allah SWT.

Rasulullah ﷺ bersabda :

وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ سُرُورٍ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دِينًا، أَوْ تَطْرَدُ عَنْهُ جُوعًا

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahannya, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya.”

Jamaah Shalat Jumat Hafidzakumullah

Ketiga, membantu sesama dan memenuhi kebutuhannya itu lebih utama dari melaksanakan iktikaf di Masjid Nabi (Madinah) selama satu bulan. Rasulullah ﷺ bersabda :

وَلِأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخٍ لِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ

“Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.”

Keempat, Allah SWT mengokohkan langkah-langkah kaki kita di saat melewati titian siroth jika kita memenuhi kebutuhan saudara kita. Rasulullah ﷺ bersabda :

وَمَنْ مَشَى مَعَ أَخِيهِ فِي حَاجَةٍ حَتَّى أَثْبَتَهَا لَهُ، أَثْبَتَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَدَمَهُ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيهِ الْأَقْدَامُ

“Siapa yang berjalan bersama saudaranya untuk memenuhi hajatnya sampai tuntas, Allah SWT kokohkan kakinya menyebrangi jembatan di saat kaki-kaki banyak yang tergelincir di atasnya.” (HR. Thabrani).

Kelima, salah satu cara mendapatkan pertolongan Allah SWT dengan menolong sesama. Rasulullah ﷺ bersabda :

وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

“Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Inilah lima kemuliaan dan keagungan berbuat baik kepada sesama. Mari, kita bergandengan tangan membantu sesama yang membutuhkan. Kita bantu mereka yang tertindas, terlilit utang, tengah jatuh sakit. Kita kenyangkan perut yang lapar. Kita hidangkan minuman ke kerongkongan orang yang kehausan. Kita tebarkan manfaat kepada saudara kita sesama muslim yang kita jumpai. (Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil)

Tag
Share