Mekanisme Seleksi PPPK 2024 Menguntungkan Honorer K2 & Non-ASN Database BKN

Tenaga non-aparatur sipil negara (non-ASN). Ilustrasi.-Foto: net-

JAKARTA.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO - Mekanisme seleksi PPPK 2024 menguntungkan honorer K2 dan tenaga non-ASN database BKN. Salah satunya ditunjukkan dalam penentuan kelulusan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Menurut Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian BKN Aris Windiyanto, honorer harus mendaftar PPPK 2024 dan mengikuti tesnya. Ini menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi seorang honorer atau tenaga non aparatur sipil negara (non-ASN).

"Tidak ada pengangkatan ASN PPPK secara langsung. Mau dia honorer K2 atau peserta prioritas harus tetap ikut prosedur, yakni ikut pendaftaran PPPK 2024," kata Deputi Aris, Selasa (1/10).

Dia menjelaskan pemerintah membagi pendaftaran PPPK 2024 dalam dua gelombang.

 Gelombang pertama dimulai 1 - 20 Oktober untuk honorer K2, pelamar prioritas, dan tenaga non-ASN masuk database BKN.

Pelamar prioritas ini terdiri dari guru yang lulus passing grade seleksi PPPK 2021 dan tidak mendapatkan formasi, D-IV bidan yang ikut seleksi PPPK dan tidak mendapatkan formasi, guru honorer K2 dan non-K2 yang ikut seleksi PPPK 2023, tetapi tidak lulus.

Aris mengatakan honorer K2 ini mendapatkan lebih banyak afirmasi ya, baik yang sudah ikut tes (lulus PG atau tidak PG) maupun belum ikut tes sampai PPPK 2023.

Selanjutnya, gelombang kedua digelar 17 November sampai 31 Desember 2024.

Pesertanya ialah tenaga non-ASN yang tidak masuk database BKN dan lulus pendidikan profesi guru (PPG).

Aris menjelaskan dari tiga regulasi pengadaan seleksi PPPK 2024, mulai dari KepmenPANRB 347/2024 tentang Pengadaan Seleksi PPPK 2024, KepmenPANRB 348/2024 tentang Pengadaan Seleksi PPPK Guru 2024, KepmenPANRB 347/2024 tentang Pengadaan Seleksi PPPK Nakes 2024, penentuan kelulusannya berdasarkan sistem ranking.

Panselnas akan mengambil ranking terbaik saat penentuan kelulusan berdasarkan skala prioritas. Dia mencontohkan, instansi A menyediakan 50 formasi.

 Nah, pesertanya ada 85 terdiri dari 10 honorer K2, non-ASN masuk database BKN 55 orang, 20 non-ASN non-database BKN.

Dari hasil tes, misalnya yang lebih tinggi nilainya non-ASN database disusul non-database, sedangkan honorer K2 hanya 5 yang nilainya tinggi. Bagaimana penentuan kelulusannya?

 "Berarti 5 honorer K2 yang nilainya tinggi masuk, sisanya yang 5 ini tetap masuk juga, karena mereka paling prioritas," terangnya.

Jadi, dari 50 formasi, 10 di antaranya semuanya diisi honorer K2. Sisanya 40 formasi diperebutkan oleh 55 non-ASN database, sedangkan 20 non-database tidak mendapatkan formasi. (jp)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan