Ganjar Janji Sejahterakan Guru Agama, Prabowo ke Aparat Hukum, Honorer Bereaksi

--

JAKARTA - Jutaan masyarakat Indonesia termasuk honorer ikut memantau debat perdana para capres 2024.

Para honorer ini penasaran apakah tiga capres, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo punya visi misi yang berpihak kepada mereka.

Namun, ternyata cukup banyak yang kecewa, karena dalam visi misinya kurang menyentuh nasib honorer.

"Capres Ganjar Pranowo memang menyentil soal nasib guru dan menjanjikan akan menyejahterakan nasib guru. Namun, Pak Ganjar fokus kepada guru agama," kata Ketum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih kepada JPNN.com, Rabu (13/12).

Heti menambahkan sebagai mantan gubernur Jawa Tengah dan anggota Komisi II DPR RI beberapa periode, Ganjar lebih paham soal nasih honorer.

Sayangnya dalam debat capres itu tidak menyentil tentang nasib guru honorer. Padahal, jika terpilih mereka akan berhadapan dengan honorer juga.

"Presiden terpilih ini akan berhadapan dengan honorer lho. Jadi, seharusnya mereka mengangkat penyelesaian nasib guru honorer juga," ucapnya.

Begitu pula dengan janji Prabowo Subianto. Capres nomor 2 ini bertekad menyejahterakan aparat hukum, seperti hakim agar tidak mudah disuap.

Menurut Heti, pada pilpres 2019, Prabowo sangat peduli dengan nasib honorer dan memasukkannya dalam visi misinya. Sayangnya, dalam debat capres 2024, hal itu tidak muncul.

Sementara, capres nomor 3 Anies Baswedan hanya menyetujui kesejahteraan aparat hukum harus diperbaiki.

 Meski sedikit kecewa, Heti berharap pada debat capres berikutnya akan menyentil penyelesaian honorer.

"Siapa pun capres yang terpilih nanti, kami hanya berharap agar guru P1 segera dituntaskan, karena banyak yang khawatir begitu ganti presiden semua kebijakan berubah," ucapnya.

Senada itu, Eko Mardiono, pengurus pusat Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) berharap siapapun yang jadi presiden segera menyelesaikan masalah tenaga non-ASN khususnya honorer K2 tenaga administrasi. Sebab, janji kampaye sulit untuk diwujudkan.
"Kami honorer K2 sudah kenyang pengalaman dan janji-janji. Hanya sebatas regulasi saja, tetapi penyelesaian begitu lama khususnya honorer tenaga administrasi berijazah SMA," cetusnya. (jp)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan