Lahan Tetap Subur di Musim Kemarau dengan Sistem Multi-Cropping
Lahan Tetap Subur di Musim Kemarau dengan Sistem Multi-Cropping--Tangkapan Layar
Walaupun banyak manfaatnya, sistem multi-cropping juga memiliki tantangan. Salah satu kendala utama adalah penanganan hama dan penyakit.
Tanaman yang berbeda mungkin memiliki kebutuhan perlindungan yang berbeda, sehingga petani harus menerapkan strategi pengelolaan hama yang kompleks.
Selain itu, penataan dan pemeliharaan lahan harus dilakukan dengan baik agar semua tanaman dapat tumbuh optimal.
BACA JUGA:Inspirasi Berkebun Sederhana di Rumah, Mudah Cuma Dengan Pot!
Meningkatkan Penjualan melalui Agrowisata
Dwiartono juga memanfaatkan konsep agrowisata untuk meningkatkan penjualan produk pertanian.
Dengan mengundang masyarakat untuk berkunjung ke kebun, petani tidak hanya dapat menjual produk mereka secara langsung tetapi juga memberikan pengalaman edukasi kepada pengunjung.
Ini menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk belajar langsung tentang pertanian dan menikmati hasil panen segar.
Edukasi dan Teknologi dalam Pertanian
Penerapan teknologi dan edukasi adalah aspek penting dalam sistem multi-cropping.
Petani harus terus belajar dan mengadaptasi teknik-teknik baru untuk mengatasi kendala yang mungkin muncul.
Dengan memanfaatkan teknologi modern dan media sosial, petani dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efektivitas operasional mereka.
BACA JUGA:Ganji atau Dikenal Istilah Tanaman Ganja Sayur, Penggunaan, dan Regulasi di Indonesia
Sistem multi-cropping terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas lahan, terutama di musim kemarau.
Dengan mengadopsi teknik ini, petani dapat mengoptimalkan penggunaan lahan, meningkatkan diversifikasi produk, dan memanfaatkan peluang pemasaran yang lebih luas melalui agrowisata dan edukasi.