Karena tidak beragama maka pengambilan sumpahnya diganti dengan pernyataan pengabdian yang kalimatnya dipilih yang tidak ada “bau” Tuhannya.
Seminggu kemudian parlemen baru sudah mulai bersidang: pemilihan ketua DPR.
Proses politik itu begitu cepatnya. Meski wait and see adalah kata-kata dalam bahasa Inggris tapi Inggris tidak menggunakannya. Proses politik tidak sampai mengorbankan ekonomi.
Pun negara yang dianggap belum maju seperti Iran. Putaran kedua Pilpresnya pun sudah bisa dilangsungkan seminggu setelah Pilpres putaran pertama.
Sudah lima kali kita Pemilu dengan masa wait and see yang masih sama.
Apakah lima kali Pemilu belum cukup untuk jadi bahan pelajaran? Begitu dungukah kita sehingga sudah belajar 25 tahun belum juga naik kelas? (Dahlan Iskan)