Madinah Kafe

Senin 08 Apr 2024 - 03:31 WIB

Jalan lebar ini bersih sekali. Kanan kirinya bangunan baru yang modern. Tertata. Cekli. Lalu di trotoarnya ada tempat sampah khas Madinah. Ikonik. Ada juga kran-kran air untuk minum orang yang lagi kya-kya di situ. Kran itu dibingkai dengan lengkung Islami-Arabi.

Saya lihat banyak juga yang mengisi botol minuman dari kran itu.

Toko-toko sederhana yang dulu di kiri kanan jalan ternyata diakomodasikan di lantai pertama bangunan-bangunan modern itu. Tentu dengan penataan isi toko yang lebih rapi. Saya beli boiler pemanas air minum. Harga 30 riyal. Made in China. Saya harus selalu minum air hangat di pagi bangun tidur.

Dulu, berjalan sejauh ini, sudah berada di luar kompleks masjid. Sudah tidak ada lagi bangunan-bangunan tinggi. Yang terlihat sudah gunung-gunung batu. Di jarak dekat. Di jarak jauh. Sepanjang mata memandang.

Mana Kafe Kaifa-nya?

"Masih di sana. Sedikit lagi," jawab Mas Bajuri.

Madinah-baru begitu maju. Tiap kali saya ke Madinah selalu ada yang berubah. Yang terbaru ya Kafe Kaifa itu. 

Ketika menulis ini saya lagi dalam perjalanan maesong –melayat ibunya direktur keuangan Harian Disway. Usianyi 104 tahun.

Maka tulisan terpaksa berakhir di sini dulu. Itu mereka, keluarga almarhumah, sudah menanti di dekat jenazah. (Dahlan Iskan)

Kategori :

Terkait

Minggu 03 Nov 2024 - 23:40 WIB

Prabowo Sebenarnya

Jumat 01 Nov 2024 - 23:08 WIB

Ikan PrimaLand

Selasa 08 Oct 2024 - 23:28 WIB

Dada Punggung

Minggu 08 Sep 2024 - 23:43 WIB

Blangkon Merah

Sabtu 07 Sep 2024 - 23:08 WIB

Sosiologi Ekonomi