Hijrah Tigray

Senin 24 Feb 2025 - 23:38 WIB

Tinggallah Ethiopia-baru yang terkurung: tidak punya laut. Tidak akan bisa punya pelabuhan. Terisolasi oleh bekas wilayahnya.

Seandainya empat wilayah itu tidak tercerai, mungkin Ethiopia lebih mudah bangkit. Bisa saja ia cepat jadi negara yang sangat penting: menguasai kawasan yang disebut "tanduk Afrika".

Enam negara besar sampai sekarang pun masih "menjajah" kawasan ini. Rebutan. Saling menempatkan armada perang di "mulut" Laut Merah itu.

Kalau saja empat wilayah itu tetap satu, kita lebih mudah mengingat masa lalu: Abessinia. Itulah yang dalam sejarah agama-agama disebut negara Abessinia.

Abessinia --saya masih hafal pelajaran di buku tarikh Islam-- adalah negara Kristen. Rajanya dikenal sangat adil. Sang raja jadi pemimpin idola rakyatnya. Nabi Muhammad pun sampai meminta umatnya yang masih sedikit untuk kabur ke Abessinia. Ke negara Kristen.

Kelak, di tahun Pilkada Jakarta, muncul banyak pidato: calon pemimpin itu tidak perlu dilihat agamanya. Yang penting bisa adil atau tidak. Bisa memakmurkan rakyatnya atau menyengsarakan.

Di negara Kristen itu, kata sejarah, mereka akan terbebas dari ancaman dan tekanan kaum Quraisy yang dominan di Mekah.

Mereka harus menyeberangi Laut Merah. Lalu menetap di satu kota kecil yang disebut Negash. Sisa-sisa hijrah pertama itu kabarnya masih ada: ke Negash itulah tujuan saya. Harus naik mobil dua jam dari Makelle. Ke arah utara. Ke arah yang lebih tidak aman lagi. Juga lebih miskin.(Dahlan Iskan) 

Kategori :

Terkait

Jumat 05 Sep 2025 - 19:39 WIB

Lipstick Merona

Kamis 04 Sep 2025 - 22:34 WIB

Demi Rakyat

Rabu 03 Sep 2025 - 21:32 WIB

Joget Malinau

Selasa 02 Sep 2025 - 22:28 WIB

Joget Kebenaran

Senin 01 Sep 2025 - 22:40 WIB

Tanpa Korlap