Ari tidak punya latar belakang pendidikan teknologi. Di Amerika ''lulusan apa'' kalah penting dengan ''bisa apa''.
Pendidikan SMA Ari di SMAN 16 Surabaya –satu almamater dengan istrinya pendiri DBL.
Lalu Ari kuliah di FISIP UNAIR. Jurusannya: komunikasi. Sempat jadi wartawan. Juga sempat bekerja di sebuah stasiun radio.
Rasanya, karena punya kemampuan berbahasa Inggris membuat Ari sangat percaya diri. Dia pergi ke Australia. Mewakili Indonesia dalam program Australia-Indonesia Youth Exchange Program 1996. Magang di surat kabar dan radio di Newcastle. Lalu cari lapangan yang lebih lapang: Amerika Serikat.
Sejak SD Ari sudah bisa bahasa Inggris. Neneknyi adalah guru bahasa Inggris. Alumni IKIP Surabaya yang sekarang bernama UNESA.
Ke Amerika, Ari benar-benar Bonita. Tidak punya tujuan akan ke mana. Akan kerja apa. Dia yakin pada kemampuan diri. Termasuk kemampuannyi berkomunikasi.
Ari hanya butuh dua bulan beradaptasi untuk siap bekerja. Dia segera tahu ada lowongan kerja: manajer properti. Tugasnya: mengelola sebuah gedung perumahan. Tiga lantai. Sekitar 40 unit rumah.
Bonita kita ini langsung diterima. Tapi dia akan dicoba dulu selama satu bulan. Kalau tidak mampu akan dipecat.
"Jangan satu bulan. Beri saya waktu satu minggu. Kalau satu minggu mengecewakan pecatlah saya," tantang Ari.
Hari pertama Ari mempelajari sistem safety di apartemen itu. Di Amerika soal keamanan dan keselamatan adalah nomor satu.
Dia pelajari semua dokumen sistemnya. Dia lihat semua lokasi alat-alatnya. Dia pelajari cara mengoperasikannya, termasuk di saat terjadi masalah.
Hari kedua dia pelajari seluruh dokumen mengenai siapa saja penghuni perumahan itu. Apa dan siapa mereka. Komplain apa saja yang pernah mereka lakukan. Dia pelajari sangat detail.
Setelah seminggu berlalu Ari dinyatakan berkompeten. Memuaskan. Ditawari kontrak kerja setahun. Setelah itu baru dipertimbangkan apakah bisa menjadi karyawan permanen.
Dalam tiga bulan Ari sudah ditawari untuk diangkat sebagai manajer permanen. Setahun kemudian diserahi juga mengelola gedung apartemen lainnya. Dan lainnya lagi.
Enam tahun sebagai manajer properti Ari ingin meloncat: ke Apple. Kebetulan ada lowongan di Apple. Hanya part time. Sebagai Indonesian QA tester. Untuk memvalidasi apps berbahasa Indonesia.
Ari percaya bahwa orang yang bersungguh-sungguh akan sukses di mana pun ditempatkan. Dia tidak ragu meninggalkan pekerjaan enaknyi. Jabatan mapannyi. Gaji tingginyi.