Nano Sutiman

Senin 16 Sep 2024 - 23:46 WIB

Oleh: Dahlan Iskan

KEHIDUPAN itu kompleks. Pikiran manusia itu sederhana. Terbatas pula. Itulah sebabnya para dosen harusnya mampu mengajak mahasiswa untuk terbiasa melakukan shifting paradigma.

Yang mengatakan itu bukan anak Pak Iskan. Saya hanya menyimpulkan hasil pembicaraan panjang saya dengan ilmuwan Indonesia yang menciptakan nano bubble.

Namanya: Prof Dr Sutiman Bambang Sumitro SU DCS.

BACA JUGA:Kopi Bahagia

Prof Sutiman baru saja pensiun sebagai guru besar FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Ia pernah jadi dekan di sana. Dua periode. Ia sudah membimbing 70 orang doktor baru di berbagai bidang ilmu.

Nano bubble diciptakan untuk menjaga kebugaran badan. Kebugaran adalah salah satu kunci untuk sehat. 

Tubuh terdiri dari sel. Triliunan jumlahnya. Tiap sel memerlukan oksigen. Jumlah oksigen yang dipasok ke sel tergantung ketersediaan oksigen di udara. Juga tergantung pada kemampuan paru.

Dari paru dibawa oleh butir darah merah menuju sel. Lewat saluran darah. Besar sampai micro. Ujung tombaknya saluran darah cabang terkecil.

BACA JUGA:Wajah Baru

Prof Sutiman menginginkan pengiriman oksigen itu tanpa melewati jalur logistik seperti itu. Langsung masuk ke sel. Tidak tergantung pada kualitas saluran darah.

Seberapa kecil ukuran gelembung udara yang dikirim Sutiman ke sel tersebut? "Besarnya 80 nanometer," ujar Prof Sutiman. Tidak terlihat. Saking kecilnya. 

Bukankah sifat gelembung akan selalu naik? Bagaimana bisa dikendalikan untuk masuk sel?

"Ukurannya kan nano. Tidak lagi terikat hukum Newton," ujar dokter Tirta yang menjadi tim inti Prof Sutiman.

Dokter Tirta orang Malang. Ahli bedah. Sudah pensiun dari dinas militer dengan pangkat kolonel. Ia ketua salah satu yayasan masyarakat Tionghoa di Malang.

Kategori :

Terkait

Minggu 06 Jul 2025 - 22:54 WIB

Zohran Mamdani

Jumat 04 Jul 2025 - 21:11 WIB

QRIS Pungky

Kamis 03 Jul 2025 - 22:12 WIB

Asli ITB

Rabu 02 Jul 2025 - 21:37 WIB

Dag-dig-dug Danantara

Selasa 01 Jul 2025 - 21:04 WIB

Garuda Danantara